Tanaman transgenik, misalnya kedelai tahan hama, kedelai tahan herbisida, jagung bt, kapas bt, mempunyai potensi besar untuk merusak lingkungan. Potensi ini terkait dengan adanya gen asing di dalam tubuh tanaman yang kemungkinan besar bila berinteraksi dengan lingkungan sekitar dapat menimbulkan perubahan ekologi, misalnya matinya serangga bukan hama, dan meningkatnya ketahanan gulma terhadap herbisida.
Para ahli pro transgenik berpendapat bahwa penggunaan tanaman transgenik mempunyai dampak positif yang besar bagi lingkungan dengan tidak digunakannya produk pestisida sehingga dengan demikian dapat menghindari polusi dan bahaya racun pestisida terhadap lingkungan. Apakah pendapat ini benar?
Resiko perubahan ekologi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sifat tanaman, sistem ekologi, cara bertani dan peranan pemerintah dalam mengatur lingkungan. Hubungan antar faktor-faktor ini mempengaruhi perubahan lingkungan bila menggunakan tanaman transgenik.
1. Tanaman toleran herbisida
- meningkatnya ketahanan gulma yang mempunyai hubungan dekat secara taksonomi dengan tanaman transgenik terhadap herbisida akibat adanya penyebaran gen. misalnya jagung dan rumput berasal dari family gramineae
- berkembangnya gulma tahan herbisida melalui proses seleksi lingkungan
- dampak negatif terhadap populasi hewan liar akibat berkurangnya sumber makanan di alam. gulma merupakan sumber makanan bagi banyak hewan liar.
- meningkatnya populasi serangga tahan insectisida
- keracunan terhadap serangga non-target, serangga bermanfaat, dan mikro organisme tanah
- meningkatnya penyebaran penyakit terhadap tanaman sekerabat dengan tanaman transgenik akibat penyebaran gen
- meningkatnya kemampuan virus untuk menyerang tanaman
No comments:
Post a Comment